All the way to Lourdes: visiting castles

Seperti yang sudah saya sebutkan pada post sebelumnya, dua minggu liburan spring tahun ini, akan saya gunakan untuk wisata rohani saya. Minggu pertama,kami akan mengunjungi kerabat dari Indonesia, bude Nungky, yang tinggal di Luçay le Mâle, sekitar 3 jam dari Chartres, sekalian mengunjungi istana raja-raja dan bangsawan Perancis di sepanjang sungai Loire, lalu setelah itu perjalanan kami lanjutkan ke Toulouse, salah satu kota terbesar di Perancis, untuk melanjutkan perjalanan ke LOurdes. Total perjalanan adalah 6 hari, sebagian dengan menggunakan kereta dan total stop (menginap) adalah 2 malam di Luçay, 2 malam di Toulouse (arah pergi dan pulang), lalu 2 malam di Lourdes. Total kota yang dikunjungi adalah 12 kota: Orleans, Blois, st Aignan, Chambord, Valençay, Lucay le Male, Pellevoisin,  Bourges, Châteauroux, Toulouse, Lourdes, dan Paris. Banyak kan?? Maklum, tidak ada rute langsung Chartres- Lourdes, jadi kami harus melakukan zig zag untuk bisa sampai ke LOurdes. Naik turun kereta, melelahkan, namun bagian dimana kami bisa mengunjungi kerabat, lalu ibadah kami di Lourdes yang semuanya berjalan lancar, memberi kami kekuatan untuk pulang kembali ke Chartres, dan mempersiapkan diri untuk perjalanan kami berikutnya: Roma.

Ini dia beberapa dokumentasi dan cerita saya, enjoy ...


First day, Chartres-Lucay le Mâle

Perjalanan dimulai senin, dimana berhubung tidak ada kereta langsung bisa sampai ke rumah bude Nungky di Luçay, kami kemudian naik bus ke Orleans, untuk naik kereta ke Blois, dimana bude Nungky akan menjemput kami. Sesuai ramalan cuaca sepanjang minggu ini, kami pergi dengan hujan, tiba disambut hujan dan sepanjang hari adalah hujan dan angin. Tapi seperti kata pepatah, sehabis hujan ada pelangi, saya yang sendiri mengatur dan bertanggung jawab atas mama dan Gilang, harus semangat, sok tahu dan pede membawa mereka selamat sampai ke tempat tujuan.

Katedral de Blois, cuma motret singkat, karena hujan, dan sedang ada renovasi bagian bawahnya, sekilas mirip lah dengan katedral di Chartres





Sebelum menuju Luçay, oleh bude Nungky, kami dimampirin dulu mengunjungi Chambord, dimana ada istana lain, tidak masuk ke dalam karena cuaca berubah hujan angin dueress banget


Tampak depan Château de Chambord

Kejutan kecil dari perjalanan dimana kami diajak bude ke "LOurdes Kecil" di Pellevoisin, berkesan sekali untuk saya dan mama

Hari kedua kami setelah tiba di Luçay le Mâle, bude sudah berencana mengajak kami mengunjungi château de Valençay, dan juga lourdes kecil, dimana di sebuah kota kecil bernama Pellevoisin, pernah tinggal seorang gadis bernama Estelle Faguette, yang pada masa kecilnya sakit-sakitan, lalu ia sering berdoa dan menuliskan surat permohonan untuk kesembuhannya pada bunda Maria. Di rumahnya inilah, yang sekarang dijadikan biara, kapel dan tujuan wisata rohani, dimana ada juga gua maria, Estelle menerima penampakan bunda Maria sebanyak 12 kali, dimana kemudian Estelle kemudian diberi umur panjang, dan meninggal pada tahun 1929, pada usia 86 tahun. Saya juga sempat berziarah ke makam beliau yang tidak jauh letaknya dari sanctuary. Yang berkesan bagi saya, dalam perjalanan ke sanctuary ini, kami disambut hujan dan badai, namun setibanya di sanctuary, matahari menyembur dengan hangatnya. Gilang pun tertidur di mobil, jadi saya bisa masuk sebentar dan berdoa di kapel kecilnya. Saya tidak bisa mengambil foto karena sedang ada misa dan hening doa dari suster-suster biara. Saya sempatkan memasang lilin, dan berdoa di kapel yang hangat dengan nuanasa warna creme dan emas. Sebelum pulang, sambil menunggu mama selesai berdoa, saya memandang isi kapel sambil mengucap syukur diberi kesempatan  mengunjungi kota ini. Lalu seorang suster biara menyampiri saya, ia tanya saya berasal dari mana, saya jawab dari Indonesia, suster tersebut berasal dari korea. Lalu kami ngobrol sebentar, dan ia menceritakan kisah Estelle dan biara kecil ini. Lalu kemudian suster tersebut berpesan untuk terus berdoa dan bersyukur dengan perantaraan bunda Maria, atas semua berkah semasa hidup kita. Pesan yang indah, saya aminkan dalam hati sambil menyambut tangan suster dan pancaran matanya, sekali lagi, saya merasa dikuatkan. Kami pulang untuk melanjutkan perjalanan ke Valençay, sebelumnya, kami ziarah ke makam Estelle Faguette. Untuk cerita tentang sanctuary ini, bisa baca disini.


bersambung....



Komentar

Postingan Populer